Orang tua
pasti sangat mengharapkan kebahagiannya untuk anak-anaknya, beliau akan
berjuang demi keperluan dan memenuhi keinginan anaknya tanpa menceritakan
bagaimana susahnya beliau memperjuangkan itu. Salah satu yang beliau
perjaungkan dimasa sekarang ini adalah pendidikan untuk anak-anaknya.
Orang tua
akan melakukan apapun supaya anaknya bisa masuk sekolah, mulai ia dari Sekolah
Dasar (SD) sampai dengan si anak duduk di bangku Kuliah, Baik itu Strata 1 (S1)
bahkan ada juga yang sampai menyekolahkan juga samapai ke S3. Apa yang
diharapkan oleh orang tua menyekolahkan anaknya ???? yang beliau harapkan
adalah agar anaknya bisa merasakan nikmatnya menjadi orang berilmu yang akan
menjadi seorang pemimpin dan dipentingkn di lingkugna sosislnya, yang bisa jadi
ia pun SD pun tak tamat dulu. Ia tak ingin anak-anaknya merasakan apa yang ia
rasakan, ia berusaha agar anak-anaknya lebih baik dari ia dahulu.
Sebahagian
orang tua pun beranggapan hanya dengan sekolahlah seorang anak bisa meraih
kesuksesan dan gelap akan sukses di segi yang lain. Orang tua akan sangat
bangga ketika melihat atau menghadiri di saat si anak memperoleh prestasi,
pembagian hadiah di suatu perlombaan apalgi disilingkan dengan namanya, dan
juga pada upacara wisuda anaknya dan ia akan memamerkan kepada
tetangga-tetangganya jika anaknya sudah menjadi sarjana dan sudah diwisudakan,
memperoleh prestasi misalkan mendapat juara 1. Betapa bahagianya orang tua
dikala itu.
Namun apa
bisa dikata jika seorang anak yang tak mampu belajar disekolah yg bisa jadi ia
keluar atau dikeluarkan oleh pihak sekolah pasti akan berat untuk orangtuanya.
Perlu kita ketahui bersama dan perlu untuk kita resapi bahwa setiap anak
mempunya kelebihan dan kekurangan tersendiri, tak ada satu anak pun yang
mempunya kesamaan 100% dan mempunya tingkat Intelegensinya masing-masing. Maka dari
itu penulis menyarankan jangan pernah menyamakan anak orang lain dengan anak
kita, karena ia akan merasa tak diperhatikan dan ia pasti akan merasa
dikucilkan oleh kita. Maka dukunglah dia selalu disaat iya diatas bahkan disaat
iya sedang jatuh dari harapannya atau keinginannya, karena disaat itu dukungan
kita sangat mempengaruhi akan kondisi mentalnya.
Kecerdasan
seorang anak itu bisa kita bagi menjadi 3 bagian, yaitu afektif (sifat),
kognitif (Mental) dan psikomotor (skill). Dari ketiga jenis tersebut anak pasti
akan memiliki salah satunya.
Ranah
afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya
bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. kognitif
berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang
lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang
menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan,
metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan
demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan
mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang
paling tinggi yaitu evaluasi. Ranah
psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak
dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah
berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari,
memukul, dan sebagainya.
Nah,
setelah kita mengetahui hal tersebut penulis mengharapkan untuk orang tua atau
mamud (mama muda) ckckck serta bagi yang bakal calon orang tua agar selalu
memerhatikan dan mencaritahu anaknya lebih tergolong ke mana kognitif, afektif
atau psikomotor. Setelah mengetahui maka barulah kita mendidik dan memberi
pendidikan sesuai dengan kemampuan dasarnya dan juga kita juga harus mengetahui
bagaimana cara mendidik anak yang dominan afektif, kognitif dan psikomotor. Teruslah
berada didekatnya baik itu dalam kondisi bahagia maupun sedang menderita
teruslah berada didekatnya.
Oke rakan
semoga bermanfaat, mohon maaf jika ada kesalahan pengetikan dan lainnya. Mohon
kritik dan sarannya di kolom komentar J wassalam
kunjungi juga Tulisan saya mengenai Makna Pendidikan